Contoh Khutbah Jumat Pendek Nu Singkat Padat Lengkap Terbaru
Berkhutbah dalam menjalankan tata cara peribadahan khususnya yang berlangsung pada sholat jumat itu memang terdapat beberapa kategori yang kiranya penting untuk diketahui. Terutama dalam kemasan dan rangkuman isi, tujuan dan pemaknaan khutbah itu sendiri berdasarkan beberapa wadah organisasi islam khususnya yang ada di indonesia menyerupai Nahdlotul Ulama, Muhammadiyah, Persis dan yang lainnya.
Secara struktural pembahasan terutama dari segi pengkajian hal yang berafiliasi penting dengan khutbah menyerupai rukun dan syarat khutbah itu memang tidak ada perbedaan yang signifikan dari beberapa wadah tersebut, Namun satu hal yang lebih penting yakni perihal bagaimana kita sanggup memahami dan memaknai dari diri kita terhadap bagaimana pengaplikasian dari isi khutbah jumat nu itu sendiri misalnya.
Makanya pada konteks yang terdapat pada isi khutbah itu yakni selalu di barengi dengan kata washiat yang memang menjadi salah satu rukun khutbah. Kaprikornus kalau memang ada perbedaan dari segi pembahasan ataupun pemahaman dalam khutbah itu masuk akal saja dan jangan di anggap sebuah perdebatan, yang terpenting yakni rukun dan syarat khutbah nya itu benar-benar berjalan sesuai dengan kaidah ilmunya.
Adapuan penerangan dan pembahasan khutbah berdasarkan Nu contohnya itu di ambil dari keterangan-keterangan yang sahih dan di fatwakan oleh para Ulama dalam hal ini para tokoh-tokoh pendiri dan penerus organisasi tersebut. Dan tentunya pula itu berdasarkan kajian yang begitu teliti sesuai dengan keharusan yang dimaknai dari dan terhadap isi khutbah itu sendiri yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat Nahdliyin pada khususnya.
Dan pada umumnya mungkin tergantung pada kita semua selaku masyarakat awwam perihal bagaiaman penyikapan yang di aplikasikan pada tata cara khutbah di setiap kampungnya masing-masing. Karena yakinlah semua itu berdasarkan keterangan-keterangan yang terang yang siap di pertanggungjawabkan di dunia dan juga di akhirat. Begitu pula dengan kajian yang terdapat pada intisari khutbah jumat nu ini.
Sebagai bentuk dari pemahamannya yakni mari kita ama-sama mengkaji dengan niscaya isi dan tujuan yang ada pada salah satu pola khutbah jumat yang di ambil dari situs resmi nu. Dan sekiranya pula itu menjadikan permulaan yang terbiak bagi kita semua untuk meraih makna iktikad dan dua bentuk perintah Alloh S.W.T menyerupai yang menjadi judul ataupun tema khutbah jumat nu berikut ini.
Khutbah I
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ التّقْوَى خَيْرَ الزَّادِ وَاللِّبَاسِ وَأَمَرَنَا أَنْ تَزَوَّدَ بِهَا لِيوْم الحِسَاب أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبُّ النَّاسِ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَوْصُوْفُ بِأَكْمَلِ صِفَاتِ الأَشْخَاصِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وسَلّمْ تَسليمًا كَثِيرًا ، أَمَّا بَعْدُ ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jamaah shalat Jumat hadâkumullâh,
Kata takwa sudah tidak absurd lagi di pendengaran kita. Kata ini merupakan istilah agama dan telah masuk dalam perbendaharaan bahasa nasional. Bahkan ketakwaan merupakan syarat pengangkatan pejabat-pejabat negara kita.
Dari segi bahasa, kata taqwa berarti “memelihara” atau “menghindari”. Dalam konteks keagamaan, “pemeliharaan” tersebut berkaitan dengan “diri atau keluarga” sedangkan “penghindaran”-nya berkaitan dengan siksa Tuhan di dunia ini dan di alam abadi kelak. Para ulama seringkali mendefisinikan takwa sebagai “melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya”. Sayang, definisi ini jarang dijabarkan pengertiannya sehingga menyebabkan kedangkalan pemahaman dan kegersangan penghayatan agama.
Jamaah shalat Jumat hadâkumullah,
Mari kita pertanyakan: “Apa saja isi dan bentuk perintah Allah?”
Jika Anda membuka Al-Qur’an, Anda niscaya menemukan bermacam-macam gaya bahasa yang dipakai maksud itu dan bermacam-macam pula makhluk yang diperintah dan duduk masalah yang diperintahkan-Nya. Ada perintah yang ditujukan kepada manusia, dan ada pula yang ditujukan kepada hewan dan alam raya. Ada perintah-Nya yang berkaitan dengan syariat (agama) dan ada pula yang berkaitan dengan hukum-hukum alam dan hukum-hukum kemasyarakatan (sunnatullah). Semua ini termasuk dalam jangkauan makna perintah Allah yang dikemukakan di atas.
Bagi yang taat melaksanakan perintah-Nya pastilah memperoleh ganjaran, demikian pula sebaliknya. Allah Mahaadil, Dia tidak menentukan tapi memilah. Dia tidak lalai atau tidur hanya seringkali menunda dan mengulur.
Perintah yang berkaitan dengan syariat, menyerupai shalat, puasa, zakat, ditunda ganjaran dan sanksinya hingga hari kemudian. Kalaupun ganjaran atau hukuman itu ada yang sanggup dirasakan di dunia, itu sekadar panjar.
Berbeda dengan perilaku terhadap sunnatullah, yang hukuman dan ganjarannya dirasakan dalam kehidupan dunia ini. Siapa yang ulet bekerja, belajar, akan kaya dan sukses dan itulah ganjaran-Nya. Siapa yang membiarkan diri terjangkit kuman, atau menganggur tidak bekerja, niscaya menderita dan itulah siksa-Nya.
Bukankah hukum-hukum alam dan kemasyarakatan yakni ciptaan dan ketentuan Allah juga, dan penderitaan yang dialami jawaban melanggarnya yakni ketetapan-Nya juga yang diberlakukan tanpa pilih kasih serta berdasarkan hukum-hukum itu? Jika demikian, mengapa ragu menyatakan bahwa kemiskinan dan penyakit serta keterbelakangan jawaban pelanggaran yakni siksa-Nya di dunia ini? Tak perlu ragu selama kita menyadari firman-Nya ini:
وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَٰكِنْ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Allah tidak menganiaya mereka tetapi mereka menganiaya diri sendiri.” (QS Ali Imran: 117).
Jamaah shalat Jumat hadâkumullah,
Setelah hal-hal yang diuraikan tersebut jelas, kiranya tidak perlu lagi kita mempertanyakan masalah, misalnya:
“Mengapa non-Muslim maju sedangkan mereka tidak melaksanakan shalat dan tidak juga puasa?” Bukankah kemajuan material mereka diraih dengan bertebarannya mereka di bumi dan cucuran keringat?
“Mengapa rizki tak kunjung tiba sedangkan tahajjud dan i’tikaf telah melengkungkan punggung?” Bukankah ini ganjarannya ada di alam abadi nanti? Tidak masuk akal pula diragukan siksa Tuhan terhadap yang melanggar syariat-Nya, alasannya tidak di sini tempatnya mereka disiksa.
Akhirnya, kita harus sadar bahwa kita gres mengamalkan setengah dari takwa kita, sementara setengah takwa lainnya dilaksanakan dengan baik oleh umat yang lain. Rupanya, tidak sedikit di antara kita yang bukan saja tidak menghayati, tetapi mengerti pun belum, mengenai makna bertakwa, kendati perintah ini wajib diperdengarkan, sedikitnya setiap hari Jumat
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Contoh khutbah jumat pendek nu singkat padat lengkap terbaru ataupun khutbah jumat singkat nu pdf dan nu jatim menjadi salah satu kajian metode khutbah ketika ini.
Belum ada Komentar untuk "Contoh Khutbah Jumat Pendek Nu Singkat Padat Lengkap Terbaru"
Posting Komentar