Hukum Tata Cara Sholat Dan Doa Sehabis Nisfu Syaban Latin
Adalah salah satu bab amalan sunah yang banyak di cermati dan diperhatikan oleh hampir semua umat islam di dunia, yaitu dikala datangnya bulan Sya’ban yang merupakan salah satu bulan istimewa, dimana pada bulan tersebut semua catatan amalan seorang muslim di tutup, terutama pada pertengahannya atau yang di sebut juga dengan malam Nisfu Sya’ban yang selalu di isi dengan acara beribadah mulai dari dzikir dan doa bersama, sholat sunnat dan masih banyak amalan lainnya.
Dan diantara amalan terbaik yang ada dikala malam nisfu sya’ban itu yaitu melaksanakan sholat sunnat baik sholat hajat maupun sholat sunnat mutlaq. Dan tentunya pelaksanaan dari ibadah sholat nisfu syaban ini menurut dalil dan keterangan yang menjelaskan ihwal fadhilah serta keutamaan amalan di malam nisfu sya’ban. Sehingga sanggup menjadi kekuatan tersendiri untuk sanggup melaksanaknnya dengan pasti.
Meskipun ternyata dalam hal ini masih banyak perbedaan pendapat ihwal pelaksanaan dari keutmaan dan keunggulan untuk menghidupkan malam nissfu sya’ban tersebut. Tetapi jikalau di tinjau secara pemaknaannya itu sangatlah penting dan baik kiranya terutama untuk sanggup mengingat kembali amalan ibadah yang belum tepat ataupun masih banyak maksiatnya dari pada tho’atnya dalam kurun waktu setahun ke belakang.
Sebagaimana yang telah di jelaskan pada sebuah keterangan yang redaksinya sebagai berikut:
يندب إحياء ليلتي العيدين بذكر أو صلاة أولاها صلاة التسبيح، ويكفي معظمها وأقله صلاة العشاء في جماعة والعزم على صلاة الصبح كذلك. ومثلهما ليلة نصف شعبان، وأول ليلة من رجب وليلة الجمعة لأنها محال إجابة الدعاء
Artinya, “Disunahkan menghidupkan malam hari raya, Idhul Fitri dan Idhul Adha, dengan berdzikir dan shalat, khususnya shalat tasbih. Sekurang-kurangnya yaitu mengerjakan shalat Isya berjamaah dan membulatkan tekad untuk shalat Shubuh berjamaah. Amalan ini juga baik dilakukan di malam nisfu Sya’ban, awal malam bulan Rajab, dan malam Jumat alasannya pada malam-malam tersebut doa dikabulkan.”
Dari adanya keterangan tersebut rupanya sanggup di jadikan dalil besar lengan berkuasa terhadap pengamalan dari di sunnatkan malam-malam penting menyerupai malam idul fitri dan malam idul adha, begitu pula dengan malam nisfu sya’ban yang sejatinya awal dari adanya penyambutan untuk kedatangan bulan suci ramadhan. Diman awal dari ketiga bulan ini yakni rajab, syab’an begitu juga dengan ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk bsia meningkatkan amalan ibadah salah satunya dengan sholat nisfu sya’ban ini.
Bahkan di perjelas dan diperkuat pula ihwal keutamaan dari adanya pelaksanaan amalan di malam nisfu sya’ban, menyerupai redkasinya berikut ini. Ibnu Taimiyah menulis sebagai berikut..
وَأَمَّا لَيْلَةُ النِّصْفِ فَقَدْ رُوِيَ فِي فَضْلِهَا أَحَادِيثُ وَآثَارٌ وَنُقِلَ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْ السَّلَفِ أَنَّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ فِيهَا فَصَلَاةُ الرَّجُلِ فِيهَا وَحْدَهُ قَدْ تَقَدَّمَهُ فِيهِ سَلَفٌ وَلَهُ فِيهِ حُجَّةٌ فَلَا يُنْكَرُ مِثْلُ هَذَا.
Artinya, “Adapun (shalat) pada malam nisfu Sya‘ban, maka banyak hadits serta atsar dari sahabat yang menyebutkan keutamaannya. Dikutip dari segolongan ulama salaf bahwa mereka melaksanakan shalat pada malam nisfu Sya‘ban. Maka shalat yang dilakukan seseorang pada malam tersebut secara sendirian telah dicontohkan oleh para ulama salaf, amalan tersebut memiliki dalil sehingga tidak perlu diingkari.”
Adapun amalan sholat apakah yang terbaik yang dilakuakn untuk mengisi malam nisfu sya’nban itu. Nah, berikut ini keterangan yang menjelaskan bahwa:
وَأَمَّا الصَّلَاةُ فِيهَا جَمَاعَةً فَهَذَا مَبْنِيٌّ عَلَى قَاعِدَةٍ عَامَّةٍ فِي الِاجْتِمَاعِ عَلَى الطَّاعَاتِ وَالْعِبَادَاتِ فَإِنَّهُ نَوْعَانِ أَحَدُهُمَا سُنَّةٌ رَاتِبَةٌ إمَّا وَاجِبٌ وَإِمَّا مُسْتَحَبٌّ كَالصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ وَالْجُمُعَةِ وَالْعِيدَيْنِ. وَصَلَاةِ الْكُسُوفِ وَالِاسْتِسْقَاءِ وَالتَّرَاوِيحِ فَهَذَا سُنَّةٌ رَاتِبَةٌ يَنْبَغِي الْمُحَافَظَةُ عَلَيْهَا وَالْمُدَاوَمَةُ. وَالثَّانِي مَا لَيْسَ بِسُنَّةِ رَاتِبَةٍ مِثْلَ الِاجْتِمَاعِ لِصَلَاةِ تَطَوُّعٍ مِثْلَ قِيَامِ اللَّيْلِ أَوْ عَلَى قِرَاءَةِ قُرْآنٍ أَوْ ذِكْرِ اللَّهِ أَوْ دُعَاءٍ. فَهَذَا لَا بَأْسَ بِهِ إذَا لَمْ يُتَّخَذْ عَادَةً رَاتِبَةً.
Artinya, “Adapun shalat berjamaah pada malam tersebut, maka hal ini masuk dalam keumuman dalil yang menganjurkan berkumpul untuk ketaatan dan ibadah. Rinciannya sanggup dibagi dua, pertama, shalat untuk dibiasakan. Shalat jamaah menyerupai ini sangat dianjurkan dilakukan untuk shalat wajib ataupun sunah menyerupai shalat yang lima waktu, shalat Jumat, shalat hari raya, shalat gerhana, istisqa’, dan tarawih. Maka shalat-shalat ini sangat dianjurkan untuk dijaga dan dirutinkan. Kedua, tidak sunah untuk dibiasakan, menyerupai berkumpul untuk melaksanakan shalat sunah secara berjamaah menyerupai qiyamul lail, membaca Al-Quran, berzikir, dan berdoa secara berjamaah. Namun hal ini tidak dilema jikalau tidak dijadikan sebagai kebiasaan
Dengan demikian aturan tata cara sholat dan doa sesudah nisfu syaban latin baik sendiri ataupun berjamaah latin surat yasin dan tahlil serta artinya itu sanggup menjadi dalili besar lengan berkuasa bagi kita semua. Semoga sanggup mengambik nasihat dan manfaatnya.
Belum ada Komentar untuk "Hukum Tata Cara Sholat Dan Doa Sehabis Nisfu Syaban Latin"
Posting Komentar